Thursday, June 5, 2008

CINTA, by eza

Cinta kami tidak bersisi dengan banyak sudut,
sebab di tiap sisi bersudut kan ada perhentian,
pada tiap perhentian kan ada rehat,
pada tiap rehat kan berbenturan banyak prasangka,

Cinta kami tidak berbentuk pejal,
karena pada setiap bentuk yang pejal tidak ada celah kosong,
bila tak ada celah kosong tak ada kesempatan tuk mengisi,
bila tak ada kesempatan tuk mengisi kan ada kejenuhan.

Cinta kami itu begitu sederhana dengan bundarnya,
tidak ada sisi berpisah dan sudut yang berseberangan,

Cinta kami adalah ruang-ruang kosong.,
dimana pada setiap perubahan masa dengan leluasa kami mengisinya,
dengan bibit-bibit bunga aneka warna,
dengan ratusan kumpulan awan berbagai bentuk,
dengan ribuan kupu-kupu bersayapkan lukisan,
dengan hujan,
dengan salju,
dengan terik ilalang terbakar,
dengan semilir segar rumput pagi,
dengan mistik harum cendana,
dengan pesona manja sedap malam,
dengan …. cinta kami yang tak pernah mati hanya untuk kami saja.


Cinta, …………
Kata yang singkat.
namun ketahuilah, bahwasanya tanpanya dunia akan sepi dan hampa.

Aku teringat akan Ibnu Qoyyim yang mengatakan:
“setiap perbuatan dan gerakan di alam semesta ini adalah berasal dari cinta dan keinginan.
Keduanya mengawali segala pekerjaan dan gerakan,
sebagaimana benci dan ketidaksukaan
mengawali untuk meninggalkan dan menahan diri dari sesuatu.”

Ketahuilah,
“Cinta menggerakkan seorang pecinta untuk mencari yang dicintainya,
dan kecintaannya akan sempurna manakala ia telah mendapatkannya .
Maka cinta itulah yang menggerakkan PECINTA ARRAHMAN,
pecinta Al-Quran,
pecinta ilmu dan iman,
pecinta materi dan uang,
pecinta berhala dan salib,
pecinta wanita dan anak-anak,
pecinta tanah dan air
dan pecinta-pecinta lain
yang akan bergetar hatinya saat yang dicintainya disebutkan namanya.

Benarkah ketika kita dengar Asma-Nya, hati kita tergetar karenanya?
Benarkah ketika dibacakan Al-Qur’an
serta-merta jiwa kita bangkit, kemudian tergeraklah batin kita,
karena rindu dan menikmati yang dicintainya?

Tahukah kita, pada cinta kita?
Pada cinta yang seharusnya dan semestinya?
Cinta yang utama, yang abadi.
Cinta yang agung dan tinggi
yang akan mengalahkan cinta-cinta lain di bawahnya.
Itulah cinta kita pada Ar-Rahman.

إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ

Dan bila benar cinta, ikutilah Jalan-Nya,
Niscaya cinta kita tak akan bertepuk sebelah tangan.
Kita mencintai-Nya.
Dia pun mencintai kita, betapa indah dunia dengan cinta.




*) Gubahan oleh Esti Zaduqisti dari puisi anonim